Masukkan Code ini K1-Y7F151-A
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Jagad Gumelar 1 - Awalnya Kahyangan

Jagad Gumelar 1 - Awalnya Kahyangan
Penulis: Agung Bimo & Timmy Hartadi
30-09-2009
Pada awalnya, saat Alam Semesta ini masih suwung [kosong], belum ada kehidupan, tidak ada bintang, tidak ada planet-planet, dan tidak ada unsur apapun, hanya terdapat sebuah sosok yang bernama Sang Hyang Ogra Pesti, wujud Beliau tidak kelihatan karena diselimuti oleh cahaya yang sangat berkilau.
  • Sang Hyang Ogra Pesti yang tak lain adalah Sang Maha Pencipta kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Bramana Wasesa
  • Sang Hyang Bramana Wasesa kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Toya Wasesa
  • Sang Hyang Toya Wasesa kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Wji Wasesa Jagad
  • Sang Hyang Wiji Wasesa Jagad kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Wasesa Jagad Pramana
  • Sang Hyang Wasesa Jagad Pramana kemudian menciptakan sosok yang bernama SangHyang Jagad Kitaha
  • Sang Hyang Jagad Kitaha kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Atmana
  • Sang Hyang Atmana kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Atmani
  • Sang Hyang Atmani kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Arta Etu
  • Sang Hyang Arta Etu kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Wilangan
  • Sang Hyang Wilangan kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Kasaha Etu Jagad
  • Sang Hyang Kasaha Etu Jagad kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Tunggal
  • Sang Hyang Tunggal kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Wenang atau yang dikenal juga dengan nama Sang Hyang Podo Winenang
  • Sang Hyang Wenang kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Wening
Berturut-turut dari Sang Hyang Ogra Pesti yang berputra Sang Hyang Bramana Wasesa sampai ke Sang Hyang Wening, semuanya tinggal di Kahyangan Alang-Alang Kumitir.
Sang Hyang Wening atas seijin dari sang rama yaitu Sang Hyang Wenang kemudian menciptakan Kahyangan Manik Maninten yang letaknya di bawah Kahyangan Alang-Alang Kumitir dan juga menciptakan sebuah telur. Kemudian telur diremas dan pecah menjadi 3 bagian, dan semua bagian melayang-layang. Bagian pertama adalah kulit atau cangkang telur yang walaupun remuk dan retakretak tetapi tetap melayang-layang, begitu juga bagian isi yaitu putih telur dan kuning telur, akan tetapi pada awalnya bagian putih telur dan kuning telur masih menyatu dan tersambung.
Kemudian oleh Sang Hyang Wening, bagian cangkang telur disabda menjadi sosok yang bernama Batara Antiga atau nama lainnya adalah Teja Mantri. Setelah itu putih telur dan kuning telur dipisah oleh Sang Hyang Wening, dari putih telur disabda menjadi sosok yang bernama Batara Ismaya sedangkan bagian kuning telur yang masih melayang-layang kemudian ditangkap dan disabda menjadi sosok yang bernama Batara Manik Maya.
Ketiganya, yaitu Batara Antiga, Batara Ismaya dan Batara Manik Maya berparas sangat tampan dan tinggal rukun di Kahyangan Manik Maninten dan setelah itu Sang Hyang Wening kembali ke Kahyangan Alang-Alang Kumitir.
Batara Antiga adalah Dewa yang pertama kali mencoba untuk keluar dari Kahyangan Manik Maninten dan mencoba meniru kebisaan dari Sang Hyang Wening dengan melakukan berbagai sabda, karena kesalahan sabda maka terciptalah para lelembut yang jumlahnya sangat banyak. Dan dikarenakan para lelembut itu membutuhkan tempat, maka Sang Hyang Wening kemudian menciptakan KahyanganSetra Ganda Layu yang letaknya ada di bawah dari Kahyangan Manik Maninten.
Setelah itu Sang Hyang Wening mengambil bagian dari Batara Ismaya dan disabda menjadi Batari Kanestren yang kemudian menjadi istri dari Batara Ismaya, juga kemudian mengambil bagian dari Batara Manik Maya dan disabda menjadi Batari Uma yang kemudian menjadi istri dari Batara Manik Maya.
Sedangkan Batara Antiga menjadi wadat [tidak mempunyai pasangan] dikarenakan beliau terwujud dari cangkang telur, suatu bagian yang tidak dapat menjadi makhluk hidup.
Dari pasangan Batara Ismaya dengan Batari Kanestren dan Batara Manik Maya dengan Batari Uma inilah awal terjadinya proses reproduksi atau mempunyai keturunan.
Keturunan atau anak dari Batara Ismaya dengan Batari Kanestren adalah :
  • Batara Wungkuam
  • Batara Wrespati
  • Batara Yamadipati
  • Batara Surya
  • Batara Kuwera
  • Batara Kamajaya
  • Batari Darmanastiti
  • Batara Hananta Boga
  • Batara Baruna
  • Batara Wisnu
  • Batara Platuk Temboro
Keturunan atau anak dari Batara Manik Maya dengan Batari Uma adalah :
  • Batara Sambo
  • Batara Brama
  • Batara Indra
  • Batara Bayu
Kelak kemudian Sang Hyang Wening menciptakan pasangan buat putra-putri para Batara dan Batari itu dan menciptakan Kahyangan untuk mereka yang letaknya di bawah Kahyangan Manik Maninten tetapi di atas Kahyangan Sentra Ganda Layu.
Lalu dari para Batara dan Batari itu lahirlah putra-putri mereka yaitu para Dewa dan Dewi, kemudian dibuatkan oleh Sang Hyang Wening Kahyangan untuk para Dewa-Dewi itu yang letaknya di bawah Kahyangan dari para Batara-Batari dan di atas Kahyangan Setra Ganda Layu.
Para Dewa dan Dewi kemudian saling berpasangan dan lahirlah putra-putri mereka yaitu paraWidadara dan Widadari, kemudian dibuatkan oleh Sang Hyang Wening Kahyangan untuk para Widadara-Widadari itu yang letaknya di bawah Kahyangan dari para Dewa-Dewi dan di atas Kahyangan Setra Ganda Layu.
Para Widadara dan Widadari kemudian saling berpasangan dan lahirlah putra-putri mereka yaitu paraHapsara dan Hapsari, kemudian dibuatkan oleh Sang Hyang Wening Kahyangan untuk para Hapsara-Hapsari itu yang letaknya di bawah Kahyangan dari para Widadara-Widadari dan di atas Kahyangan Setra Ganda Layu. Para Hapsara dan Hapsari tinggal di Kahyangan yang bernama KahyanganSuralaya, mereka dikenal juga dengan sebutan Dang Hyang atau Danyang.
Saat itu para penghuni di Kahyangan Setra Ganda Layu sudah terlalu banyak, banyak lelembut dan drubiksa [raksasa] yang memang tidak mengetahui nilai-nilai tataran mulai jahil dengan seenaknya mengunjungi Kahyangan Suralaya maupun Kahyangan lainnya.
Hal itu yang kemudian membuat Sang Hyang Wening merencanakan untuk mulai menggelar jagad raya, dengan menciptakan Sela Matangkep atau Pintu Pengarip sebagai batasan dunia, jadi para penghuni Kahyangan Setra Ganda Layu tidak dapat lagi dengan seenaknya naik ke Kahyangan Suralaya dan Kahyangan-Kahyangan lain yang lebih tinggi. 

Sumber : http://terrajawa.net/

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

LimeExchange: Projects

Teman