Masukkan Code ini K1-Y7F151-A
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Jagad Gumelar 4 - Tri Loka Buwana

Jagad Gumelar 4 - Tri Loka Buwana
Penulis: Agung Bimo & Timmy Hartadi
30-09-2009
Sang Hyang Wening merasa sudah saatnya setelah jagad di gelar harus ada hirarki keseluruhan untuk menata alam semesta ini. Untuk memimpin jalannya kehidupan Alam Semesta akan dipilih seorang pimpinan yang bergelar Ratu Tri Loka Buwana [Tri = tiga, Loka = tempat, Buwana = dunia] yang menguasai 3 dunia; Arcapada [Bumi, dunia di mana manusia tinggal], Madyapada [dunia gaib], dan Mayapada [Kadewatan, dunia luhur tempat mulai dari Hapsara-Hapsari sampai Batara-Batari].
Maka sebelum dipilih siapa yang layak untuk menjadi Ratu Tri Loka Buwana, Sang Hyang Wening mencipta Kahyangan Jong Giri Saloka tempat bakal Ratu Tri Loka Buwana menetap dan mengatur Alam Semesta. Kahyangan Jong Giri Saloka ini terletak di bawah Kahyangan Alang- Alang Kumitir dan di atas Kahyangan Manik Maninten.
Dua putra dari Sang Hyang Wening, yaitu Sang Hyang Batara Antiga dan Sang Hyang Batara Ismaya sangat meminati posisi Ratu Tri Loka Buwana tersebut, maka kemudian disepakatilah antar mereka berdua untuk adu kesaktian guna menunjukkan siapakah yang lebih layak menjadi Ratu Tri Loka Buwana.
Proses adu kesaktian itu adalah barang siapa yang dapat memakan atau menelan Jamur Dwipa[bentuk gunung yang sangat besar] maka dialah yang layak menjadi Ratu Tri Loka Buwana. Sang Hyang Batara Antiga menelan Jamur Dwipa, tetapi gagal dan mulut dari Sang Hyang Batara Antiga malah sobek, kemudian giliran Sang Hyang Batara Ismaya mencoba menelan Jamur Dwipa, ternyata berhasil ditelan tetapi tidak dapat dimuntahkan kembali. Pada saat itulah Sang Hyang Wening rawuh dan sangat tidak berkenan dengan adu kesaktian yang dilakukan oleh Sang Hyang Batara Antiga dengan Sang Hyang Batara Ismaya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari apa yang telah mereka lakukan, maka kemudian Sang Hyang Wening mengeluarkan sabda yang mengunci bentuk mereka di mana kondisi mulut dari Sang Hyang Batara Antiga sobek dan perut dari Sang Hyang Batara Ismaya membesar karena terisi Jamur Dwipa.
Dalam wujud seperti itulah maka Sang Hyang Batara Antiga juga dikenal dengan nama Togog atau Ki Lurah Togog; sedang Sang Hyang Batara Ismaya dikenal dengan nama Semar atau Ki Lurah Semar Badranaya


Sang Hyang Batara Antiga | Togog                              Semar | Sang Hyang Batara Ismaya
Kemudian Sang Hyang Wening menunjuk Sang Hyang Batara Manik Maya yang karena tidak ikut dalam adu kesaktian dan hanya menjadi penonton saja itu menjadi Ratu Tri Loka Buwana. Sang Hyang Batara Manik Maya merasa kegirangan apalagi dari antara tiga bersaudara Sang Hyang Batara Manik Maya yang sekarang wajahnya paling tampan, karena kakak-kakaknya sudah berubah wujud semua. Hal itu tak luput dari perhatian Sang Hyang Wening, maka kemudian disabdalah wajah dari Sang Hyang Manik Maya menjadi buruk rupa, sebagai penanda untuk tidak mempunyai sifat sombong hati.
Sebagai Ratu Tri Loka Buwana, Sang Hyang Batara Manik Maya kemudian bergelar Sang Hyang Batara Guru, atau dikenal juga dengan nama Sang Hyang Syiwa atau Sang Hyang Jagad Pratingkah. Kemudian Sang Hyang Batara Guru bersama dengan Batari Uma menempati Kahyangan Jong Giri Saloka dan bertugas sebagai Ratu Tri Loka Buwana.
Sang Hyang Wening kemudian menugaskan Ki Lurah Togog dan Ki Lurah Semar untuk menjadi pamomong bagi umat manusia di Arcapada. Ki Lurah Togog menjadi pamomong umat manusia di belahan Barat dan Utara dari Arcapada, sedangkan Ki Lurah Semar menjadi pamomong untuk umat manusia di belahan Timur dan Selatan dari Arcapada.
Karena mereka berdua masing-masing memerlukan teman dalam perjalanan mereka menjadi pamomong di Arcapada, maka kemudian Ki Lurah Togog menciptakan teman seperjalanannya yang bernama Sarawita atau dikenal dengan nama lain Bilung.
Sedang Ki Lurah Semar juga menciptakan teman seperjalanan yang diambil dari bayangannya sendiri yang diberi nama Bagong.


Sarawita | Bilung                  Bagong
Berita tentang terpilihnya Sang Hyang Batara Manik Maya menjadi Ratu Tri Loka Buwana ternyata membuat gerah para Dang Hyang penunggu Bumi, mereka merasa bahwa Sang Hyang Batara Manik Maya tidak pantas menjadi Ratu Tri Loka Buwana karena dianggap kalah wibawa dan kurang sakti dari kakak-kakaknya. Para Dang Hyang penjuru Bumi merencanakan untuk melakukan protes dengan mengadakan penyerbuan ke Kahyangan Jong Giri Saloka.
Pertama kali yang menyerbu ke Kahyangan Jong Giri Saloka adalah Kaneka Putra sang Dang Hyang Jagad Lor. Dalam perjalanannya ke Kahyangan Jong Giri Saloka dan baru sampai di Sela Matangkep, Dang Hyang Jagad Lor Kaneka Putra bertemu dengan rombongan Ki Lurah Semar bersama dengan Bagong dan Ki Lurah Togog bersama dengan Sarawita yang akan turun ke Arcapada untuk melaksanakan tugas sebagai pamomong umat manusia.
Terjadilah pertempuran sengit antara Ki Lurah Semar dengan Kaneka Putra, akhirnya Kaneka Putra tunduk karena terkena Aji Kemayan dari Li Lurah Semar sehingga bentuknya menyerupai wujud pendek seperti yang sekarang kita kenal.


Sang Hyang Batara Narada | Resi Aneka Putra
Karena kepandaian dan kepintarannya dalam bertempur, maka oleh Ki Lurah Semar, Dang Hyang Jagad Lor Kaneka Putra kemudian ditugaskan untuk menjadi penasehat utama Kahyangan Jong Giri Saloka untuk mendampingi Sang Hyang Batara Guru dalam mengelola Alam Semesta dan bergelar Sang Hyang Batara Narada atau Resi Kaneka Putra.
Kemudian secara bersamaan naiklah Dang Hyang Jagad Wetan Pecuk Pecu Kilan dan Dang Hyang Jagad Kulon Cakrawangsa untuk menyerbu Kahyangan Jong Giri Saloka. Di Sela Matangkep, mereka bertemu dengan rombongan Ki Lurah Semar dan rombongannya yang baru saja bertempur dengan Dang Hyang Jagad Lor Kaneka Putra.
Oleh Ki Lurah Semar kedatangan kedua Dang Hyang Jagad itu disambut secepat kilat dengan cara menjambak rambut Pecuk Pecu Kilan dan rambut Cakrawangsa serta dibenturkan satu
sama lain sehingga mereka berubah wujud dan langsung tunduk kepada Ki Lurah Semar. Setelah berubah wujud, Pecuk Pecu Kilan berubah nama menjadi Petruk dan Cakrawangsa berubah nama menjadi Gareng, serta mereka berdua akan mengiringi kemanapun Ki Lurah
Semar Badranaya dan Bagong akan menempuh perjalanannya dalam memomong umat manusia di belahan Timur dan Selatan Arcapada ini.


Cakrawangsa | Gareng - Pecuk Pecu Kilan | Petruk
Dang Hyang kembar Jagad Kidul yaitu Andana dan Andini melakukan penyerbuan pula ke Kahyangan Jong Giri Saloka, setelah melihat cara Ki Lurah Semar menaklukkan Pecuk Pecu Kilan dan Cakrawangsa, Sang Hyang Batara Guru melakukan hal yang sama pula kepada Andana dan Andini. Begitu Andana dan Andini tiba di Kahyangan Jong Giri Saloka, maka secepat kilat dibenturkanlah kepala dari Andana dan Andini sehingga mereka langsung takluk.
Oleh Sang Hyang Batara Guru, Andana dan Andini kemudian disabda menjadi Lembu Nandini dan menjadi DamparKencana Kahyangan Jong Giri Saloka.
Dang Hyang Awang-Awang yaitu Garuda Yaksa Retna Peksi Jala Dara juga melakukan penyerbuan ke Kahyangan Jong Giri Saloka, tetapi di tengah perjalanan dia bertemu dengan Sang Hyang Batara Wisnu. Terjadilah pertempuran yang berakhir dengan tunduknya Garuda Yaksa Retna Peksi Jala Dara kepada Sang Hyang Batara Wisnu, sejak saat itulah Garuda Yaksa Retna Peksi Jala Dara dijadikan tunggangan dari Sang Hyang Batara Wisnu.


Sang Hyang Batara Guru
dengan Lembu Nandini sebagai Dampar Kencana
Setelah semua berjalan normal kembali, sebagai Ratu Tri Loka Buwana, Sang Hyang Batara Guru kemudian membentuk beberapa formasi jagad baru, dengan beliau sendiri sebagai Pusat:
  • Sang Hyang Batara Syiwa di Pusat
  • Sang Hyang Batara Brama di penjuru Selatan
  • Sang Hyang Batara Wisnu di penjuru Utara
  • Sang Hyang Batara Iswara di penjuru Timur
  • Sang Hyang Batara Mahadewa di penjuru Barat
  • Sang Hyang Batara Sambu di penjuru Timur Laut
  • Sang Hyang Batara Maheswara di penjuru Tenggara
  • Sang Hyang Batara Rodra di penjuru Barat Daya
  • Sang Hyang Batara Sangkara di penjuru Barat Laut


Formasi ini dinamakan Langlang Buwana atau Pangider-ider Bumi atau Dewa 9 Penjuru Jagad.
Juga kemudian ditunjuklah penanggungjawab untuk 7 bagian lapisan Bumi.
  • Eka Pratala atau Kerak Bumi di bawah kekuasaan Dewi Pertiwi
  • Dwi Pratala di bawah kekuasaan Dewi Kusika
  • Tri Pratala di bawah kekuasaan Dewi Gangga
  • Catur Pratala di bawah kekuasaan Dewi Sindula
  • Panca Pratala di bawah kekuasaan Dewi Danampalan
  • Sad Pratala di bawah kekuasaan Batari Manikem
  • Sapta Pratala atau Inti Bumi di bawah kekuasaan Sang Hyang Batara Hananta Boga
Sang Hyang Batara Wisnu
Menunggang Garuda Yaksa Retna Peksi Jala Dara
Sumber : http://terrajawa.net/

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

LimeExchange: Projects

Teman